Information “Snitch” Achmad Azwar Darmawan

From: Agitasi.noblogs.org

Achmad Azwar Darmawan was one of the people who were arrested during the M1 (May 1st) protest in Yogyakarta. He and three other people were arrested when they escaped to Bogor. They were accused of writing down the anti-monarchy graffiti during the protest, which upset a lot of people. Two people became suspects, while two others were set free. It should be emphasized that the escape was done based on individual and group (affinity) decision where each participant was expected to understand that the action was done based on a joint decision (read: without any leader).

The decision-process among M1 participants, especially among those who wore all-black, was very different from the decision-process among leftists or other authoritarian groups, which usually is controlled by a party or a certain central-command, which is very hierarchical. There was no orchestrator who initiated the protest. Azwar is a deluded leftist who risk his comrades for his own safety.
Azwar has been involved in community organizing during his several years in Yogyakarta, especially regarding the protest against the construction of New Yogyakarta International Airport (NYIA) and his involvement in Yogyakarta Street Library. It is fair to say that he has enough experience and understanding regarding his own decision and his own action. The bad news is, after several comrades got the access to his police investigation report, it was shown in the report that he was very cooperative with the police and the investigators that he mentioned names and even safehouse locations. The implication that can be concluded from the report is that he was willing to lie and accuse people whom he never coordinated with during M1. Up until now, we still don’t know his real motive behind his action. Some suspect that it was motivated by some personal sentiment, but it is only mere assumption. One thing for sure, Azwar had the choice to mention that he himself was the one who was behind his own initiative (to take part in the protest) instead of accusing other people whom he never communicated or got involved with. It is fair to say that Azwar cowardly refused to take the responsibility of his own decision and blame other comrades and reveal their names to the police.

In this statement, we will gladly leak some of the things that have been said by Azwar to the police regarding the M1 protest in Yogyakarata. Azwar has acted based on his own interests and abandoned the idea of solidarity by leaking some information regarding the network that has been built by our comrades, which will endanger them and their future work.

Azwar, a student at the University of Ahmad Dahlan, has shown his ”middle class” traits, his “activist wannabe” traits with all his emblems and ACAB slogan (WHICH STANDS FOR ALL COPS ARE BASTARDS). But when he got arrested by the police, he agreed to cooperate with them to silence some of our comrades and even got them chased by the police with his lies.

Left Unity = Gulag

(Below are direct quotations from Azwar’s police investigation report)
19. Do you know the what the Molotov cocktails that you made are for? Elaborate!

A: I don’t know. I only made them. I don’t know what for. I know about ***.

20. You said before that the one had the idea to make the Molotov cocktails was ***, who resides not far from UGM (**** Café) Yogyakarta. How did you know that the one who had the idea to make the Molotov cocktails was ***. Elaborate!

A: Yes, I knew that the one who had the idea to made the Molotov cocktails was ***. I knew it because I heard someone talked about it when I was making the Molotov cocktails.

22. Can you tell us how *** looks like?

****************************************************** (explaining in details–ed)

23. Tell us the chronology!

On Tuesday predawn, May 1st 2018, *** and I went to his place at ************* by scooters. Upon arriving, there were some people already. I knew one person from the crowd, *****, who resides in Sala***. Geri and I were then brought into the backroom. There were empty bottles in the backroom …….
**** then asked me to make Molotov cocktails…..

When I was making the Molotov cocktails, I heard that the one who had the initiative to make the Molotov cocktails was ****

On Tuesday, May 1st 2018, around 13:00, I woke up, had a shower, and around 14:00 I went to UIN Sunan Kalijaga by GoJek. When I arrived, the demonstration had already started. I tried to find R****, BUT I COULDN’T FIND HIM.
Not long after that, I saw some protesters wrecking the police post at the intersection. One of the protesters gave me a Molotov cocktail, which then I threw at the police post.
24. You said before that after you threw the second Molotov cocktail at the police post, you sent a text message on a WhatsApp Group named IWD (International Women’s Day) saying “IT’S ABOUT TO CHAOS”. What did you mean by that? Elaborate!
A: I was just messing around there on the group chat.

27. Do you the residence of *** and ***? Elaborate!
A: I don’t know the residence of *** and ***. I only know is the residence of *** at C*** ***.

————–

We censor several names and places for security reasons

________________________________________________________________________________________
“Kamu tahu satu hal yang menyedihkan tentang pengkhianatan? Karena pengkhianatan biasanya dilakukan bukan oleh musuh kita sendiri.” -anonim

snitch: Seorang pengadu. (Dalam konteks ini mengadu dan memberikan informasi kepada pihak kepolisian)

Achmad Azwar Darmawan adalah salah satu dari orang-orang yang tertangkap akibat kasus M1 2018 (singkatan tanggal 1 Mei: May Day) di Yogyakarta. Dirinya sendiri dan tiga orang lainnya ditangkap pada saat melakukan pelarian di Bogor, mereka dituduh sebagai penulis kalimat anti-monarki yang membuat gusar banyak pihak. Tetapi yang di tetapkan sebagai tersangka hanya dua orang termasuk Achmad Azwar Darmawan (Azwar) sedangkan dua orang lainnya dibebaskan. Perlu dijelaskan bahwa kesepakatan pelarian dan lebih khususnya terkait aksi M1 di Yogyakarta dilakukan berdasarkan kesadaran individu maupun afinitias atau kelompok yang dimana masing-masing partisipan aksi dipercaya untuk mengemban prinsip bahwa keputusan aksi tersebut merupakan kesepakatan bersama (baca: tanpa pemimpin).
Kesepakatan di antara para partisipan M1, khususnya yang memakai pakaian hitam-hitam, sungguh berbeda dengan kaum kiri ataupun kelompok otoritarian lainnya yang biasanya digerakkan oleh partai atau komando sentral tertentu yang bersifat hirarkis. Tidak ada aktor intelektual atau seperti apa yang disebut dan dituding oleh saudara Azwar perihal siapa yang menyuruh dan membuat inisiatif.

Azwar sendiri telah terlibat banyak dalam pengorganisiran selama beberapa tahun di Yogyakarta terkait penolakan NYIA (New Yogyakarta International Airport) dan Perpustakaan Jalanan Yogyakarta. Menurut kami dia telah memiliki pengalaman ataupun pemahaman cukup perihal keputusan yang ia buat dan aksi yang ia lakukan. Namun kabar buruknya adalah, setelah beberapa kawan berhasil mengakses BAP (Berita Acara Pemeriksaan) saudara Azwar, didapatkan bukti-bukti bahwa Azwar sangat kooperatif dengan pihak kepolisian dan penyidik hingga ke taraf menyebutkan kawan-kawan, nama, dan bahkan lokasi (safehouse). Implikasi yang terdapat di dalam BAP Azwar dapat disimpulkan bahwa ia rela memberikan kebohongan perihal banyak hal dan menuduh orang-orang yang sebenarnya tidak pernah terlibat koordinasi dengan dia ketika M1. Sampai sekarang ini beberapa kawan berusaha memahami apa motif Azwar sebenarnya. Ada yang mengatakan sentimen personal, tapi ini juga masih merupakan asumsi. Namun satu hal yang pasti adalah, Azwar jelas sekali punya pilihan untuk menyebut dirinya sendiri sebagai seseorang yang mengambil inisiatif dalam mengambil tindakan, tapi justru dia memilih untuk menargetkan orang-orang yang sama sekali tidak berkomunikasi ataupun terlibat bersamanya. Hal ini sudah cukup menerangkan bahwa saudara Azwar dengan begitu pengecutnya tidak mau mengambil tanggung jawab atas aksi yang ia pilih untuk lakukan, tapi lebih memilih untuk menyalahkan dan membeberkan nama-nama kawan lainnya.

Dengan pernyataan ini, kami dengan senang hati membocorkan beberapa hal yang telah Ia katakan kepada pihak kepolisian terkait aksi M1 di Yogyakarta. Tentu saja Azwar telah bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dan melupakan ide solidaritas ataupun ide untuk menutup mulut terkait jaringan-jaringan kerja yang dibuat, karena akan membahayakan kawan-kawan untuk melakukan jaringan kerja mereka yang lainnya.

Azwar, seorang mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, dengan jelas telah membuktikan atau menunjukan sifat-sifat “kelas menengah”-nya, seorang wanna-be aktivis yang dipenuhi emblem dan slogan teriakan ACAB (YA, MAKSUDNYA ADALAH SEMUA POLISI ITU BANGSAT), yang ketika tertangkap bersedia untuk bekerjasama dengan pihak kepolisian guna membungkam atau bahkan membuat beberapa kawan-kawan terancam untuk diburu dan di penjara atas kebohongan saudara Azwar.

“Persatuan Kiri = Gulag”

(Di bawah ini merupakan ketikan ulang dari beberapa poin BAP saudara Azwar)
19. Apakah saudara mengetahui rencana molotov yang saudara buat tersebut untuk digunakan apa? Jelaskan!

A: Saya tidak tahu. Saya tahunya hanya meracik saja, sedangkan alasannya tidak tahu. Yang saya tahu sdr ****

20. Saudara menerangkan di atas bahwa yang membuat ide molotov adalah sdr. *** alamat dekat kampus UGM (****Cafe) Yogyakarta, darimanakah saudara mengetahui yang mempunyai ide membuat molotov adalah saudara ***, jelaskan!

A: Benar saya mengetahui yang mempunyai ide molotov adalah sdr *** adalah saya mendengar ada yang bicara yaitu pada saat saya dengan meracik molotov

22. Bagaimana ciri-ciri saudara *** ?

****************************************************** (menjelaskan dengan detil–ed)

23. Coba saudara ceritakan kronologi?

Pada hari selasa 1 Mei 2018 dini hari sayabersama *** menuju rumah kontrakannya Di ************* dengan menggunakan sepeda motor sendiri-sendiri, sesampainya di kontrakan ternyata di ruang tengah sudah banyak orang dan salah satu yang saya kenal ***** beralamat di Sala***, terus saya dan ****i diajak ke kamar belakang dan sampai di kamar belakang sudah banyak botol …….
lalu **** meminta saya untuk meracik buat molotov…..

….Pada saat saya meracik saya mendengar bahwa inisiatif membuat molotov adalah dari sdr. ****

Kemudian pada hari selasa 01 Mei 2019 sekira 13.00 saya bangun tidur dan terus mandi dan sekitar jam 14.00 Wib saya ke UIN Sunan Kalijaga naik Go Jek dan sesampainya di sana demonstrasi sudah dimulai, terus saya mencoba mencari R**** TAPI TIDAK KETEMU.

Tidak lama kemudian saya melihat ada peserta Demo merusak pos polantas yang ada di pertigaan UIN lalu (seorang peserta memnberi saya molotov)* dan saya lempar ke POS lalu lintas.
24. Saudara menerangkan di atas bahwa setelah saudara menyalakan molotov kedua dan lempar ke arah Pos lalu lintas tersebut, kemudian saudara memberi kabar teman-teman Group Whatsapp yang bernama IWD (International Woman Day) lalu saya ketik “MAU CAOS”, apa maksudnya anda mengirim Whatsapp tersebut, jelaskan!
A: Saya hanya bercanda saja di dalam grup.

27. Apakah saudara mengetahu tempat tinggal saudara *** dan ***? Jelaskan!
A: Benar saya tidak mengetahui alamat tempat tinggal sdr. *** dan sdr. ***, saya hanya mengetahui alamat kontrakan sdr. **** yaitu di *** C*** *** sedangkan saudara *** saya tidak tahu.

————–

* <—ini digunakan untuk tidak mengungkap kawan-kawan maupun lokasi yang telah disebut oleh saudara Azwar.

This entry was posted in Wacana and tagged . Bookmark the permalink. Both comments and trackbacks are currently closed.
  • Anarchist Black Cross Federation